KAMPUS ATIP PADANG

Image

Penyelesaian Intake Sijinjang Lebih Cepat

Penyelesaian pembangunan intake Sijinjang untuk kepentingan pengolahan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang lebih cepat dibandingkan paket pembangunan lain, seperti perpipaan dan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Tanjung Sari.
Kepala Satuan Kerja Pelaksana Pengelolaan Sumber Daya Air (Kasatker PPSDA) Balai Wilayah Sungai Sumatera VI H Bambang Hidayah kepada Pelita kemarin mengatakan, pelaksanaan pembangunan intake Sijinjang yang dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2009, dengan total anggaran Rp7,2 miliar, dilaksanakan sesuai ketentuan pelaksanaan proyek tersebut.
Bahkan, menurut Bambang, penyelesaian pembangunan intake Sijinjang yang dilaksanakan rekanan PT Rimbo Peraduan lebih cepat dari jadwal pelaksanaannya. Hanya saja, kata Bambang menambahkan, kalau sampai saat ini proyek tersebut belum juga diserah terimakan tentunya sudah diatur sesuai Memorandum of Understanding (MoU) yang menyebutkan intake Sijinjang baru akan diserahterimakan ke PDAM Tirta Mayang tahun 2011.
Tentu tidak benar kalau ada yang menganggap pembangunan intake Sijinjang itu menyalahi aturan, katanya.
Selanjutnya Bambang menjelaskan, program pengembangan air bersih di daerah yang penanganannya dilaksanakan Balai Wilayah Sungai Sumatera VI mendapatkan skala yang diprioritaskan, dan karena itu, sebagai contoh katanya, terhadap pembangunan intake Sijinjang yang alokasi anggarannya sebegitu cepat dibandingkan dengan paket lain yang bukan dibiayai APBN.
Tentu tidak salah kalau kita bergerak cepat seperti Kopassus, katanya, sembari menyebutkan kalau pembangunan tersebut telah diaudit instansi yang berwenang.
Sementara itu secara terpisah seperti diberitakan Pelita sebelumnya, Kepala Bagian Perencanaan Teknik PDAM Tirta Mayang Erwin Zuhri Jaya ST mengatakan, pembangunan sarana air bersih baik yang dibiayai pemerintah pusat maupun pemeritah daerah dilaksanakan bersinergi dari pembangunan hulu seperti intek sampai hilir termasuk pembangunan perpipaan serta IPA.
Oleh karena itu, kata Erwin, kalau intake yang dibangun dengan alokasi APBN itu belum diserah terimakan tentunya karena pembangunan lain di hilirnya yang belum selesai, termasuk pembangunan IPA Tanjung Sari yang dibiayai pihak PDAM sendiri.
Sedangkan IPA Tanjung Sari, kata dia, jika nantinya dioperasikan akan dapat mendistribusikan air bersih kepada pelanggan PDAM yang berada di Kecamatan Jambi Timur dan Jambi Selatan, dengan produksi air mencapai 100 liter per detik.

sumber : http://www.pelita.or.id/baca.php?id=95474

Jalur Malalak-Sicincin Putus

Hujan yang turun terus menerus beberapa hari belakangan ini mengakibatkan terjadinya longsor di berbagai daerah. Salah satu jalur alternatif Malalak – Sicincin semenjak hari Sabtu tanggal 31 Oktober 2011 terputus ditimbun longsor di lima titik dengan jumlah material yang tidak sedikit menutupi badan jalan. Material berupa tanah, batu – batu kecil dan besar, bahkan ada batu yang sebesar truk ikut terbawa longsor menutup badan jalan di salah satu titik longsor tersebut.

Adapun titik longsor di jalan raya Malalak – Sicincin tersebut yaitu :

  1. Batu Baapik sepanjang 50 meter;
  2. Sarasah I sepanjang 30 meter;
  3. Sarasah II sepanjang 35 meter;
  4. Ambacang sepanjang 20 meter, dan;
  5. Campago Ateh sepanjang 20 meter.
Pembersihan Jalan Bekas LongsorPembersihan Jalan Bekas Longsor

Cuaca ekstrim hujan deras yang terus mengguyur di sekitar lokasi dan di wilayah hukum Polres Bukittinggi pada umumnya, mengakibatkan upaya pembukaan jalan tertunda. Situasi tanah yang labil ditambah siraman air hujan bisa mengakibatkan terjadinya longsor susulan, yang bisa berakibat fatal kepada pekerja yang akan melaksanakan pembersihan. Mulai hari Senin tanggal 7 Nopember 2011 pembukaan jalan mulai dilaksanakan. Pengerjaan dilakukan oleh Dinas Kimpraswil Provinsi Sumatera Barat dibantu oleh personil Polres Bukittinggi, Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Agam serta pekerja dari PT.Rimbo Peraduan selaku penanggung jawab Fhinising jalan raya Malalak- Sicincin.

Sampai hari Selasa tanggal 8 Nopember 2011, sebagian lokasi longsor sudah bisa dilewati, tetapi salah satu titik di Ambacang Jorong Limo Badak Kenagarian Malalak Timur ada 3 (tiga) buah batu sebesar L300 yang tidak bisa di pindahkan. Dinas Kimpraswil Provinsi Sumatera Barat bekerjaama dengan PT. Rimbo Peraduan sedang mengusahakan untuk mendatangkan peralatan berupa Loader yang lebih besar agar bisa memindahkan ketiga batu besar yang menghambat jalan tersebut.

sumber : http://restabukit.wordpress.com/2011/11/09/jalur-malalak-sicincin-putus/